Solusi Inovatif untuk Mengatasi Stunting dari Sidoarjo

 

Sekelompok pegawai negeri sipil memegang buku rencana aksi percepatan IPM Provinsi Kalimantan Barat 2023-2025

Tangkapan layar aplikasi Sidoarjo Stunting Care yang sebelumnya bernama KOPI PAHIT

Tangkapan layar aplikasi Sidoarjo Stunting Care yang sebelumnya bernama KOPI PAHIT

Seiring upaya pemerintah Indonesia untuk menurunkan angka stunting, berbagai pendekatan inovatif bermunculan dari daerah. Salah satu contoh inovasi daerah yang membawa dampak besar adalah Kompilasi Inovasi Porong Cegah dan Atasi Stunting (KOPI PAHIT), sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh Puskesmas Porong di Sidoarjo, Jawa Timur. KOPI PAHIT memiliki keunggulan berupa desain yang mudah digunakan. Tenaga kesehatan dan orang tua dapat dengan mudah menggunakan aplikasi ini untuk melihat apakah anak memiliki risiko stunting. Jika terdeteksi stunting, aplikasi ini akan memandu pengguna melalui kuesioner untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya. Pendekatan daring ini memungkinkan pengumpulan dan analisis data secara efisien.

Dampak KOPI PAHIT nyata terlihat dari penurunan angka stunting di Sidoarjo, dari 20% menjadi hanya 3%. Keunggulan dan dampaknya membuat inisiatif ini masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Terbaik pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Melihat keberhasilan dan kepemilikan lokal atas inisiatif ini, KOPI PAHIT bertransformasi menjadi Sidoarjo Stunting Care dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Selanjutnya, melalui dukungan dari USAID ERAT, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sedang mengarusutamakan inovasi ini untuk dapat diimplemtasikan di semua kecamatan. Transformasi ini mencerminkan integrasi program dengan masyarakat Sidoarjo dan komitmen pemerintah daerah dalam  menangani stunting secara menyeluruh. Namun, keberlanjutan inisiatif ini bergantung pada dukungan dan kolaborasi yang berkelanjutan. Dengan bimbingan KemenPAN-RB dan dukungan teknis USAID ERAT dalam mempromosikan replikasi inovasi daerah ini, hingga Februari 2024, sebanyak 29 puskesmas di Kabupaten Sidoarjo telah berkomitmen menggunakan aplikasi KOPI PAHIT. Data-data terkait stunting di puskesmas-puskemas tersebut berhasil diunggah per Maret 2024, yang memberikan informasi penting tentang prevalensi dan distribusi stunting di wilayah Kabupaten Sidoarjo.

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah mengalokasikan dana sebesar Rp4,6 miliar untuk memfasilitasi transformasi KOPI PAHIT menjadi Sidoarjo Stunting Care.  Namun, USAID ERAT mengadvokasikan agar pemerintah daerah dapat menambah alokasi anggaran bagi intervensi spesifik stunting berdasarkan data yang terkumpul melalui aplikasi tersebut. Perjuangan Sidoarjo dalam mengatasi stunting melalui inisiatif ini menjadi bukti nyata efektivitas inovasi, kolaborasi, dan upaya berkelanjutan dalam menjawab tantangan kesehatan masyarakat.

Bagikan artikel ini pada :

Artikel Terkait

Wordpress Social Share Plugin powered by Ultimatelysocial
Loading...